Category Archive Blog

ByNikisae Elevator

Tips dan panduan ketika tiba-tiba lift macet

tiba-tiba lift elevator macetElevator adalah alat transportasi vertikal untuk memindahkan/mengangkut orang atau barang dari satu lantai ke lantai lain dalam suatu gedung bertingkat.
Elevator masuk dalam kategori alat transportasi, namun lift merupakan alat transportasi yang unik, karena elevator sebagai sarana alat transportasi, namun sistem operasional-nya tidak dikendalikan oleh manusia melainkan dikendalikan oleh sebuah sistem control.
Maka, ketika kita masuk kedalam lift, sama halnya kita menyerahkan keselamatan/nyawa kita pada sebuah sistem, karena lift dikendalikan oleh sistem, disini kehandalan sebuah sistem control elevator menjadi jaminannya.
Jadi dalam mendesain dan instalasi elevator ada pedoman yang harus diikuti dan dipahami, demi untuk menjamin keselamatan penumpang. Dan harus ada ijin pemakaian yang disahkan oleh depnaker bahwa lift tersebut aman untuk digunakan mengangkut penumpang.
Dan satu hal lagi jika terjadi kemacetan lift, jangan panik, santai saja. Lalu apa yang harus kita lakukan ketika lift macet dan kebetulan kita terjebak didalamnya:
1. Tenangkan pikiran anda dan berdoa, karena dengan pikiran tenang kita bisa berpikir jernih.
2. Kemudian cari tombol emergency call (tombol yang ada gambar telpon).
3. Tekan tombol emergency call maka anda akan terhubung dengan operator room/engineering room dan katakan anda terjebak didalam lift.
4. Dan jika dengan menekan emergency call tidak ada yang mengangkat teleponnya/tidak ada respon, selanjutnya anda cari tombol alarm ( tombol yang ada gambar alarm/bell).
5. Tekan tombol alarm tersebut maka akan ada bunyi alarm/sirine yg akan mengundang perhatian orang disekitar elevator
6. Gunakan tombol-tombol tersebut sebagaimana mestinya (sebagaimana fungsi) jangan iseng.
Nah itu tadi secara singkat definisi elevator/lift dan apa yang harus kita lakukan ketika terjebak didalam lift. Siapa tau bermanfaat.
ByNikisae Elevator

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) elevator & escalator

denah passenger liftKeselamatan dan Kesehatan Kerja adalah hak setiap tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan serta setiap orang lainnya yang berada dalam lingkungan kerja seperti tertuang sepenuhnya dalam Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Khusus untuk lingkungan kerja yang berhubungan dengan lift, UU No.1 tahun 1970 dalam hal ini menyebutkan pada Bab II pasal 2 ayat (2) huruf f “dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui terowongan, di permukaan air, dalam air, maupun di udara;”. Kemudian syarat-syarat keselamatan lift pengangkut orang dan barang diatur dalam Permen no.03/Men/1999.

Berikut ini Undang-Undang dan peraturan yang mengatur penyelenggaraan lift:
• UU No.1 tahun 1970, tentang persyaratan keselamatan kerja
• PP No.23 tahun 2004, tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
• Permen No.03/MEN/1978, tentang penunjukan dan kewenangan Ahli K3
• SNI-1718-1989, tentang pemeriksaan dan pengujian lift
• Permen No.03/MEN/1995, tentang syarat-syarat penunjukan Perusahaan jasa K3 (PJK3)
• Permen No.03/MEN/1998, tentang tata cara pelaporan kecelakaan kerja
• Permen No.03/MEN/1999, tentang syarat-syarat keselamatan lift pengangkut orang dan barang
• Permen No.407/BW/1999, tentang persyaratan teknisi lift
• Permen No.07/MEN/2006, tentang ijin mempekerjakan tenaga kerja Asing (IMTA)

Hal-hal yang perlu diperhatikan keselamatan dan kesehatan dalam lingkungan kerja lift adalah:
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, pengawasan dilakukan pada saat penyerahan gambar rencana. lebih ditekankan pada fungsi dan kegunaan lift tersebut sesuai dengan perhitungan traffic analysis yaitu perhitungan jumlah, kapasitas dan kecepatan lift dalam suatu gedung yang disesuaikan dengan jumlah dan populasi pengguna. sedangkan gambar rencana meliputi gambar konstruksi lengkap dengan detailnya, perhitungan konstruksi, spesifikasi dan sertifikasi material
(Permen No.03/MEN/1999 Bab III Pasal 24 ayat (2)dan (4).

2. Pemasangan
Tahap pemasangan, tahap assembling dari semua peralatan yang telah direncanakan dan diproduksi sesuai gambar rencana. Yang perlu diperhatikan dalam tahapan ini adalah:
• Dipasang oleh perusahaan yang memiliki surat ijin instalatur
• Memiliki surat ijin pemasangan
• Pemasangan diawasi oleh supervisor yang kompeten dan memiliki SIO (Surat Ijin Operasi) penyelia pengawas pemasangan lift
• Pemasangan dilaksanakan oleh teknisi yang memiliki SIO adjuster.
• Dilaksanakan pemeriksaan dan pengujian oleh perusahaan riksa uji (PJK3 Riksa Uji) dan disahkan oleh pengawas yang ditunjuk sebelum pesawat tersebut dipakai.

3. Pengoperasian
Setelah pesawat lift selesai dipasang dan telah memiliki surat ijin pemakaian lewat serangkaian riksa uji, maka pesawat lift tersebut layak untuk digunakan. berikut ini hal-hal yang perlu dilaksanakan agar pengoperasian pesawat lift dapat berjalan dengan baik dan aman (setiap saat).
• Pengoperasian dikelola dan diawasi oleh teknisi yang kompeten dan memiliki SIO sebagai penyelia pengawas operasi lift.
• Dipergunakan dan dioperasikan dengan benar
• Dirawat dan diperbaiki secara benar oleh teknisi yang kompeten dan memiliki SIO perawatan dan perbaikan
• Memiliki manajemen kondisi darurat

4. Pemeliharaan
Mengingat elevator/lift adalah transportasi angkut manusia dan barang yang unik, maka pekerjaan perawatan pesawat lift bukan merupakan pekerjaan yang sederhana, karena:
• Banyaknya variasi teknologi yang dipergunakan pada lift memerlukan pengalaman penanganan yang mendalam.
• Tingkat ketelitian yang tinggi untuk sebagian besar peralatan, baik itu peralatan mekanik (terutama peralatam mekanik diruang luncur) ataupun peralatan elektrik(electronic, komputer) sangat memerlukan tingkat ketelitian dan perhatian yang amat khusus.
• Umur masing-masing komponen sangat tergantung pada kondisi/lokasi gedung, sehingga diperlukan pendataan dan pengamatan siklus yang lebih cermat.

• POTENSI BAHAYA LIFT
Sistem pengawasan lift diatur dalam Permen 03/99 karena lift digunakan untuk mengangkut orang dan barang. Lift adalah sarana transportasi vertical, dengan tenaga penggerak motor listrik dan dikendalikan secara otomatik melalui system control elektrik. Sangkar lift menggantung pada tali baja, disisi sebelahnya menggantung bobot imbang (counter wight) agar motor (M) bekerja ringan. Sangkar dan bobot imbang bergerak naik- turun mengikuti rel Lift dilengkapi beberapa alat pengaman (safety device) yang bekerja otomatik.

• Konstruksi Lift
Pengaturan system kerja lift antara lain: Pintu sangkar lift akan membuka atau menutup otomatik bersama pintu pada lantai pemberhentian. Pintu hanya akan membuka setelah sangkar berhenti sempurna, dan sangkar akan mulai bergerak naik/turun setelah pintu menutup sempurna. Apabila sangkar berjalan melampaui kecepatan tertentu, rem pengaman akan bekerja otomatik.
Jenis-jenis bahaya yang mungkin dapat terjadi antara lain:
a. Apabila ada gangguan suplai daya listrik, lift akan berhenti dan penumpang lift tidak dapat keluar tanpa dibantu dari luar ;
b. Apabila terjadi kegagalan pada system kontrolnya;
c. Apabila tali baja putus dan rem tidak berfungsi; dll

• PENGENDALIAN K3 LIFT
Dasar Pertimbangan teknis penetapan Peraturan K3 Lift (Menteri Tenaga Kerja No Per 03/Men/1999) adalah bahwa Pesawat Lift dinilai mempunyai potensi bahaya tinggi. Pasal 25. Pengurus yang membuat, memasang, memakai pesawat lift dan perubahan teknis maupun administrasi harus mendapat ijin dari Menteri atau pejabat yang ditunjuknya.

• Pasal 24 Ayat (1). Pembuatan dan atau pemasangan lift harus sesuai dengan gambar rencana yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Pasal 24 Ayat (2). Dokumen perencanaan:
a. Gambar konstruksi lengkap
b. Perhitungan kontruksi
c. Spesifikasi dan sertifikasi material

• Pasal 24 Ayat (3). Proses pembuatannya harus memenuhi SNI atau Standar internasional yang diakui. Sedangkan pasal 24 Ayat (4). Ijin pemasangan lift:
a. Gambar rencana pemasangan lift terdiri :
b. Denah ruang mesin dan peralatannya
c. Konstruksi mesin dan penguatannya
d. Diagram instalasi listrik
e. Diagram pengendali
f. Rem pengaman
g. Bangunan ruang luncur dan pintu-pintunya
h. Rel pemandu dan penguatannya
i. Konstruksi kereta
j. Governor dan peralatannya
k. Kapasitas angkut, kecepatan, tinggi vertical
l. Perhitungan tali baja

• Pasal 30 Ayat (1). Pemeriksaan dan Pengujian Lift, setiap lift sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji sesuai standar uji yang ditentukan

5. Kesimpulan:
• K3 dibidang listrik, meliputi pengawasan terhadap tiga aspek yaitu sumber listrik sampai kepemakaian termasuk kontrol lift, dan instalasi penyalur petir, mulai dari tahapperancangan, pemasangan dan pemanfaatannya.
• Obyek pengawasan instalasi listrik adalah mencakup semua jenis pusat pembangkit listrik. Semua gardu listrik dan setiap tempat kerja yang menggunakan listrik.
• Pengawasan K3 listrik, lift dan system proteksi petir, pada dasarnya mengawasi pelaksanaan syarat-syarat K3, baik secara administratif ketentuan teknik dan disesuaikan dengan standar yang berlaku,bertujuan untuk menjamin kehandalan dan keamanan operasi.

Demikian kira-kira sedikit pembahasan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam lingkungan kerja Lift. Sebenarnya masih banyak materi-materi yang berhubungan namun pembahasannya akan disambung dalam posting berikutnya. Terimakasih.

6. SUMBER :
•Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI, Himpunan Peraturan Perundang Undangan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Jakarta 2008.
•Yayasan PUIL, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000, Jakarta, 2000.
•Departemen Tenaga Kerja Dan Transmigrasi RI, Pengawasan K3 Listrik.

ByNikisae Elevator

Langkah kerja cara pemasangan lift (elevator)

Berikut ini akan kami jelaskan secara ringkas Langkah kerja tata cara pemasangan elevator/lift, langkah kerjanya adalah sebagai berikut:

1. SIAPKAN RUANG LUNCUR
Langkah pertama yang perlu disiapkan adalah ruang luncur, bagaimana mungkin lift dipasang tanpa ruang luncur. Ruang luncur dapat dibuat dari tembok dan balok cor atau bisa juga dibuat dari freestanding atau konstruksi baja. Ukuran ruang luncur berbeda-beda, berdasarkan kapasitas lift. Sebagai contoh misal akan dipasang lift passenger standar dengan kapasitas 8 orang. maka ukuran ruang luncur 1900 x 1650 mm. Lebih lengkapnya bisa dilihat tabel dibawah ini.

Spesifikasi lay out lift penumpang

2. MEMBUAT GAMBAR KERJA/GAMBAR INSTALASI
Setelah ada ruang luncur, maka dapat dibuat sebuah gambar kerja atau pemasangan (INSTALASI). Gambar tersebut tidak selalu sama persis dengan tabel dan gambar kerja seperti yang ada pada gambar 1. Ukuran bisa berubah tetapi selisih-nya tidak terlalu besar. Itu disebabkan oleh bangunan ruang luncur di suatu lokasi yang tidak sempurna lining-nya (kelurusan) ataupun kontur bangunan yang tidak sama antar lantai. Biasanya gambar dikeluarkan dilihat dari lingkar ruang luncur yang terkecil. Di bagian ini pihak pen-survei lokasi yang harus jeli mengamati atau mengukur ruang luncur. Jika tidak maka akibatnya akan fatal, karena lift akan mengalami kendala saat pemasangan, bahkan bisa jadi tidak bisa terpasang karena ukuran tidak sesuai atau terdapat selisih yang tidak sedikit dengan lokasi.

LAY OUT DRAWING/

3. MEMBUAT TEMPLATE
Template di sini adalah suatu bentuk yang dibuat untuk acuan menentukan beberapa titik tali lining (lot). Template dibuat berdasarkan gambar kerja. Biasanya terdapat 7 titik lot, kadang para teknisi mekanik cukup hanya membuat 6 titik lot. Pembuatan lot ini nanti untuk pedoman letak pemasangan komponen lift yang ada di ruang luncur yaitu, dua rel sangkar, dua rel counterweight dan pintu luar. Pembuatan template ini tidak ada standar khusus, ini tergantung metode jarak peletakan lot terhadap gambar kerja yang dipakai oleh masing-masing para teknisi mekanik. Paling sering terdapat dua metode penentuan titik lot. Walaupun berbeda cara namun tujuan akhirnya adalah sesuai dengan gambar kerja. Template dapat dibuat dari kayu atau besi siku. Template dibuat dua buah, satu diletakan di atas ruang luncur (yang telah ditentukan titik-titik lot) dan satu di bawah ruang luncur atau pit ground (hanya untuk pengikat/penahan tali lot). Peletakan template ini disesuaikan dengan gambar kerja dan lebih baiknya lagi dikombinasikan dengan pengamatan lokasi ruang luncur. Agar nantinya tidak ada benturan atau lokasi yang bergeser antar komponen satu dengan komponen lain atau komponen dengan tembok ruang luncur.

4. PENARIKAN TALI LINING
Langkah selanjutnya penarikan tali lining. Setelah template terpasang, kita tinggal menarik tali lining (biasanya dari tali stainless) dari titik-titik lot di template atas sampai ke bawah pit ground. Di ujung bawah, tali diikat dengan pemberat supaya tali benar-benar lurus vertikal. Setelah ke tujuh titik ditarik tali dan diikat pemberat, tunggu beberapa saat sampai tali tidak goyang yang berarti tali sudah pada keaadaan lurus vertikal. Pada keadaan ini tali-tali tersebut dikunci/diikat pada template bawah agar kelurusan tali terjaga.
Pada urutan langkah berikutnya para teknisi lift juga berbeda urutan pemasangannya, sesuai pengalaman mereka masing-masing.

5. PEMASANGAN MAIN RAIL (REL KABIN) DAN RAIL CWT (REL COUNTERWEIGHT)
Pemasangan rel kabin dan rel counterweight berdasarkan lot. Biasanya berjarak 2 cm dari tali, ini dimaksud agar saat rel dipasang tidak menyentuh/mengganggu tali lot. Untuk itu lot harus direncanakan pergeseranya saat pemasangan template. Satu rel mempunyai panjang 5 meter dengan besarnya bermacam macam disesuaikan dengan kapasitas angkut. Yaitu K8, K13, K24. Untuk counterweight di sebut rel omega. Rel diikat oleh braket, dan braket dibaut di tembok/balok/konstruksi. Braket ini biasanya dipasang setiap 2,5 meter. Jarak inipun tidak harus, semakin pendek jaraknya juga akan semakin bagus, karena rel kabin akan semakin kuat. Pemasangan rel biasanya dibantu dengan steiger. Di sini tidak kami jelaskan bagaimana pemasangan rel kabin secara detail.
Rel kabin dipasang di kanan dan dikiri kabin. Sedangkan rel coenterweight juga ada dua. Ada tipe yang di pasang di belakang kabin ada juga di samping kanan atau kiri kabin, tergantung gambar kerja. Pemasangan rel dimulai dari bawah sampai ke atas.

6. PEMASANGAN SILL PINTU LUAR, HANGER PINTU LUAR, DAUN PINTU LUAR
Langkah selanjutnya pemasangan unit pintu luar yaitu sill pintu luar bersamaan itu juga dipasang hanger pintu luar dan daun pintu luar. Pemasangan itu semua juga berdasarkan lot yang sudah dibuat. Pemasangan unit pintu luar biasanya juga dimulai dari lantai terbawah sampai lantai teratas.

7. PENGANGKATAN MESIN KE RUANG MESIN
Langkah selanjutnya pengangkatan mesin ke ruang mesin. Lokasi ruang luncur pada umumnya terdapat di dalam tengah gedung, sehingga sering pengangkatan dilakukan melalui lubang ruang luncur. Pengangkatan mesin ditarik dengan chain block atau hoist listrik yang digantung di sebuah hook yang sudah dibuat di atap ruang mesin yang lurus dengan ruang luncur. Mesin ini sementara diletakkan dulu di ruang mesin, belum langsung di setting penempatanya.

8. ASSEMBLING CABIN (PERAKITAN KABIN LIFT/SANGKAR LIFT)
Kabin terdapat beberapa komponen. Pertama dipasang dahulu bottom channel dengan dua guide shoe kabin bawah. Kemudian upright kanan kiri dan dua safety block, untuk safety block ada dua tipe yaitu tipe bawah dan tipe atas. Kemudian ditutup/dikunci dengan top channel dan dua guide shoe kabin atas.
Setelah itu dipasang frame kabin, kemudian dinding kabin depan termasuk COP(Car Operation Panel) (yaitu panel tempat tombol-tombol lantai tujuan dan tombol pelengkap lain serta display lantai), dinding samping kanan kiri dan belakang. Setelah itu dipasang atap kabin. Setelah itu dipasang unit door motor, terdiri dari hanger termasuk motor penggerak pintu dan inverter pintu. Kemudian dipasang daun pintu kabin dan sill pintu kabin.

9. ASSEMBLING FRAME COUNTERWEIGHT
Langkah selanjutnya pemasangan unit counterweight terdiri dari frame counterweight dan empat guide shoe. Untuk balok pemberat biasanya dimasukkan ke dalam frame belakangan setelah counterweight terhubung rope (tali baja) dengan mesin dan kabin.

10. SETTING MESIN
Langkah selanjutnya yaitu setting unit mesin yang terdiri dari gelagar IWF, frame gearbox, motor gearbox/gearless, dan pulley deflection. Setting penempatan unit mesin ini juga berdasarkan gambar kerja.

11. PEMASANGAN WIRE ROPE (tali baja)
Selanjutnya pemasangan rope, sebelum memasang rope ada langkah-langkah yang dikerjakan terlebih dahulu yaitu tali lot dan steiger dibongkar agar tidak mengganggu. Kemudian karena posisi unit kabin berada di bawah, maka counterweight harus diposisikan di atas ruang luncur dengan cara ditarik dengan chain block. Nah setelah itu baru bisa dipasang rope yang menghubungkan (kabin – pulley deflection – main pulley gearbox/gearless – counterweight). Panjangnya telah diukur berdasarkan beberapa aspek yaitu panjang ruang luncur, overhead, counterweight, panjang pit ground, buffer kabin, dan buffer counterweight. Setiap unit lift mempunyai jumlah alur dan besar diameter rope yang berbeda tergantung kapasitas angkut. Minimal jumlah alur adalah tiga alur, dan minimal diameter adalah 8 mm. Setelah terpasang chain block penahan counterweight bisa dilepas.

12. PEMASANGAN SPEED GOVERNOR
Selanjutnya dipasang speed governor, ini fungsinya untuk membatasi kecepatan berlebih waktu lift berjalan. Terhubung dengan safety block kabin melalui satu alur rope governor, di ujung bawah rope governor terdapat tension atau pemberat agar rope tidak kendor. Bekerja secara mekanikal, jika lift melebihi kecepatan yang ditentukan, speed governor akan mengunci dan berhenti berputar, karena terhubung dengan safety block kabin melalui rope, kabin juga akan berhenti karena safety block bekerja seperti rem yang mencengkeram rel kabin.
Jika berandai-andai extrime misalkan semua rope utama putus, lift tidak akan jatuh ke bawah karena terdapat suatu alat yang bernama speed governor, yang akan membuat kabin berhenti.

Nah sampai disini pemasangan mekanik sudah saya katakan 95%, sisanya biasanya penyetingan tahap akhir. Ini dilakukan setelah lift sudah terpasang kontrol elektrik dan di tes running. Nah pada tes running inilah biasanya ketahuan atau ditemukan settingan mekanik yang kurang pas, antara lain pintu-pintu, guide shoe, safety block dan lain-lain.

Sebenarnya masih banyak komponen-komponen kecil lainnya yang dipasang tetapi tidak saya cantumkan pada penjelasan diatas dikarenakan tidak begitu penting pada bahasan kali ini. Baiklah sampai disini yang bisa saya sharing mengenai cara pemasangan lift/elevator.

Semoga bermanfaat

ByNikisae Elevator

Kegunaan dan fungsi tombol didalam Lift/elevator

Didalam lift terdapat sebuah perangkat alat yang terdiri dari beberapa tombol dan sebuah indicator yang berfungsi untuk menunjukan keberadaan lift, perangkat alat ini dinamakan COP (Car Operation Panel). Umumnya COP terdiri dari tombol angka/huruf, tombol open (DO), tombol close (DC), tombol Bell, tombol intercom. Secara keseluruhan perangkat ini berfungsi untuk memilih lantai tujuan, menutup dan membuka pintu, dan sebagainya. Saya akan jelaskan satu per satu fungsi dan kegunaan masing-masing tombol, yaitu:

tombol lift

  1. Tombol Angka/pilihan lantai

Yaitu digunakan untuk memilih lantai tujuan. Ketika penumpang memasuki lift, ia harus menekan tombol lantai tujuan untuk memilih lantai. Lampu ditombol akan menyala untuk membuktikan bahwa lantai yang akan anda tuju telah terdaftar dan seleksi sukses. Setelah lift menutup pintu, maka lift akan beroperasi dan berhenti dalam urutan lantai yang telah dipilih.

  1. Tombol buka/open button (<>)

Lift umumnya dilengkapi dengan pintu otomatis yang berbasis kekuatan. Tombol buka/open (<>) digunakan untuk membuka pintu Lift secara otomatis. Ketika penumpang yang ada di dalam lift dan pintu Lift sedang ditutup secara otomatis, jika masih ada penumpang di luar lift yang siap untuk masuk ke dalam lift, pintu lift bisa dibuka dengan cara  menekan tombol open (<>) untuk membuka pintu Lift secara otomatis. Ketika pintu Lift benar-benar ditutup dan Lift belum mulai menjalankan, menekan tombol pembuka pintu juga dapat mengaktifkan pintu lift untuk secara otomatis membuka lagi.

  1. Tombol tutup/close button(><)

Yaitu digunakan untuk menutup pintu Lift secara otomatis. Ketika semua penumpang sepenuhnya masuk ke dalam lift dan Lift light curtain atau sensor pintu tidak diblokir/terhalang, pintu lift akan ditutup secara otomatis setelah jangka waktu yang telah ditetapkan. Untuk meningkatkan efisiensi penggunaan Lift, penumpang dapat secara otomatis menutup pintu lift dengan menekan tombol tutup (><).

  1. Tombol bell/ alarm button

Ketika penumpang terperangkap di dalam lift, dapat mengingatkan tugas kamar atau operator dan/atau ruang mesin dengan menekan tombol bell untuk mendapatkan penyelamatan tepat pada waktunya.

  1. Tombol interkom/intercom button

Ketika penumpang terperangkap di dalam lift, dapat berbicara dengan kamar tugas atau operator dan/atau ruang mesin dengan menekan tombol interkom. Setelah tombol interkom ditekan sekali, setelah pihak lain terhubung dengan perangkat interkom, maka percakapan jara jauh bisa dilakukan. Ketika panggilan terganggu, dapat menekan tombol lagi untuk melanjutkan permintaan.

ByNikisae Elevator

Haruskah pemeliharaan dan perawatan lift (elevator)?

pemeliharaan dan perawatan liftApakah perlu melakukan pemeliharaan dan perawatan lift? Tentu jawabanya, sangat perlu, kenapa? Karena lift adalah sebuah sarana transportasi vertical dalam gedung yang terdiri dari peralatan mekanik dan elektrik, yang bergerak naik dan turun.  Layaknya sebuah kendaraan bermotor yang juga membutuhkan perawatan secara berkala. Perlu adanya pengecekan rutin terutama peralatan yang bergerak, melakukan pembersihan dari debu dan kotoran pada sensor-sensor lift agar tetap bekerja secara normal.

Kondisi peralatan lift yang kotor dan berdebu akan sangat berpengaruh terhadap kinerja lift, bisa menyebabkan kemacetan pada lift. Dan karena lift merupakan sebuah alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut manusia, maka apabila terjadi lift macet dan ada seseorang yang terjebak didalamnya, tidak jarang bisa menimbulkan trauma pada orang tersebut.

Maka dari itu perawatan lift merupakan sesuatu hal yang sangat penting, mengingat lift adalah alat yang bergerak, dimana pergerakan lift itu jelas akan menimbulkan gesekan antar komponen lift, tekanan dan tegangan pada peralatan lift.

Gesekan pada komponen lift akan menimbulkan keausan. Tekanan dan tegangan akan menimbulkan perubahan bentuk, yang dapat mengganggu kerja daripada komponen lift ini. Sinar matahari dan suhu ruangan yang terlalu panas, air, kelembaban atau binatang juga dapat mengganggu kinerja komponen lift terutama pada komponen elektrik.

Maka pemeliharaan dan perawatan lift harus dilakukan secara rutin agar komponen yang mengalami keausan, perubahan bentuk dan kerusakan segera terdeteksi secara dini untuk menghindari kerusakan yang lebih besar. Dengan demikian kerja lift tetap terjaga dan siap digunakan kapan saja.

Untuk pemeliharaan dan perawatan lift, biasanya vendor menawarkan beberapa pilihan:

  1. Labor Only

Yaitu vendor hanya menyediakan tenaga kerja saja untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan dan perawatan lift. Pada layanan ini biasanya, vendor menyediakan oil untuk pelumasan rail dan grease secara gratis. Jika ada kerusakan komponen lift yang perlu diganti, biaya akan diperhitungkan secara terpisah melalui penawaran.

  1. Semi Comprehensive

Yaitu hampir sama dengan Labor Only, bedanya yaitu vendor akan langsung mengganti komponen fast moving yang perlu diganti. Contoh komponen fast moving yaitu roller pintu, karet railing, limit switch dan sebagainya. Memang komponen fast moving ini secara berkala (3 tahun) harus dilakukan penggantian.

Komponen-komponen lain misalnya ARD, tombol lift, controller, dan sebagainya, akan diperhitungkan terpisah jika memang perlu diganti.

  1. Full Comprehensive

Yaitu vendor menanggung semua kerusakan terjadi pada komponen lift. Jadi Anda tidak perlu lagi dipusingkan jika ada kerusakan apapun atas unit lift Anda.

Tentu saja harga layanan ini terbilang mahal jika dibandingkan Semi Comprehensive atau bahkan Labor Only. Tetapi jika Anda menginginkan perlindungan total pada unit Lift Anda, opsi ini bisa anda pertimbangkan.

Dari ketiga layanan pemeliharaan dan perawatan lift di atas, Labor Only yang paling banyak dipilih orang. Karena Opsi ini yang paling ekonomis, selain itu karena lift sudah dilakukan pemeliharaan perawatan secara rutin biasanya membuat komponen-komponen lift tersebut memiliki umur lebih panjang.

Sementara itu, dalam pemakaian sehari-hari, Anda juga perlu selalu memperhatikan jika terdapat keanehan pada operasional Lift Anda. Ketika menemukan ada kejanggalan atau keanehan pada operasional lift, segera hubungi dan laporkan keanehan tersebut ke pihak engineering Lift, atau pada Vendor maintenance lift Anda. Keanehan/kejanggalan macam apa yang perlu Anda waspadai, antara lain:

  1. Bunyi gesekan, benturan, atau suara apapun yang tidak wajar, tidak pernah ada sebelumnya. Atau suara kipas di kabin tiba-tiba tidak terdengar lagi. Bisa juga ada bunyi benda jatuh di atas kabin lift, atau di dalam ruang lift (hoistway).
  2. Hentakan atau gerakan yang tidak mulus pada saat lift jalan. Gerakan naik turun kabin lift mungkin terguncang di tengah jalan. Gerakan buka tutup pintu seakan terganjal, atau menimbulkan bunyi.
  3. Posisi berhenti kabin tidak level dengan lantainya.
  4. Suara alarm yang tidak Anda mengerti maksudnya.
  5. Tombol-tombol lift di dalam kabin maupun di tiap lantai jadi kurang responsif atau bahkan tidak berfungsi.
ByNikisae Elevator

Sejarah perkembangan lift/elevator dari waktu ke waktu

Pada tahun 1857 lift penumpang pertama kali dipasang. Gedung Haughwout Departement Store Di Amerika  Serikat lokasi lift penumpang pertama kali dipasang.

Namun karena pelanggan menolak untuk menggunakannya, akhirnya lift penumpang tersebut ditutup setelah tiga tahun beroperasi. Kecepatan lift tersebut hanya melaju 12 meter per menit dengan menggunakan mesin tenaga uap yang yang diletakan di ruang bawah tanah dari gedung berlantai 5 tersebut.

Pada masa itu, lift lebih merupakan daya tarik wisata daripada sebagai alat transportasi. Kota-kota di dunia belum memiliki gedung tinggi danlantai bawah tanah adalah yang paling diinginkan karena tidak mengharuskan naik tangga.

Dulu semakin tinggi lantainya, semakin rendah harga sewanya. Namun dengan adanya keberadaan lift mengubah itu semua dan mengantar era baru gedung pencakar  langit yang mengubah lanskap arsitektur kota modern.

lift penumpang pertama

Sejarah perkembangan lift dimulai pada tahun 1850-an, sebenarnya lift bukanlah barang baru, perangkat pengangkat mekanis sudah ada sejak awal tahun 1800-an. Namun transisi pengangkutan barang terjadi pada akhir 1850-an, jelas Lee Gray, seorang professor sejarah arsitektur di UNC Charlotte.

Lift adalah transformasi teknologi. Pada mulanya, pengangkutan barang itu tidak memiliki mesin dan ada ditempat terbuka dan tentunya ini sangat berbahaya. Lalu muncullah focus keselamatan oleh industrialis Elisha Grave Otis yang memasang lift penumpang pertama dari hasil rancanganya di New York.

“Semua aman” katanya ketika alat pengamanya menghentikan lift yang jatuh. Ratchet atau roda bergerigi sebagai pengunci akan terbuka dan menghentikan  juga menangkap lift itu, jika tali putus, ini adalah alat cerdas.

pengangkut barang mekanis

Acara ini sering disebut sebagai titik balik dalam sejarah teknologi lift. Relevansinya adalah perusahaan Elisha Otis menjadi perusahaan produsen lift terbesar di dunia sampai saat ini.

Pada tahun 1859 paten pertama diajukan oleh Otis Tufts yang memulai pemasangan lift pada tahunyang sama di Fifth Hotel Avenue New York. Terdapat bangku didalamnya dimana orang bisa duduk.

Disisi lain lift Otis tidak memiliki apa-apa selain platform dan dipatenkan pada tahun 1861. Namun yang terpenting adalah rem keselamatannya dan menjadi standar keselamatan lift dikemudian hari dalam sejarah perkembangan lift.

Pada awalnya lift pertama tidak laku karena harganya yang mahal. Namun beberapa diantaranya sukses sebgai barang mewah di hotel-hotel di New York dan Paris.

Lift-lift itu dirancang dengan indah dengan kursi berlapis kain dan ada cermin di dindingnya. Kadan-kadang ada lampu gantung kecil di tengahnya dan seing disebut omnibus, meminjam kata-kata dari system transportasi lain.

desain lift penumpang pertama

Pada masa itu, semua lift menggunakan mesin uap dan jalanya masih lambat. Operator lift akan menutup pintu dan kemudian lift akan naik dengan sangat lambat.

Dimasa itu lift bukan tentang kecepatan, tapi tentang teknologi baru yang luar biasa dan pengalaman mewah yang memungkinkan para tamu menghindari tangga menuju kamarnya.

Lalu, seiring dengan peralihan hotel menjadi contoh perkantoran yang  dimulai pada tahun 1870-an, maka kemudian kecepatan menjadi pendorong evolusi lift. Equitable Lift Building setinggi 39 meter di pusat kota Manhattan, selesai dibangun pada tahun 1870 adalah gedung perkantoran pertama yang memiliki lift dari tahapan desain.

Lift dibangun oleh perusahaan Elevator Otis dengan sistemnya didasarkan pada hidrolik karena bisa berjalan lebih cepat dan mudah dirawat.

Home Insurance Building dianggap sebagai gedung pencakar langit pertama karena menggunakan kerangka baja dibuka di Chicago pada tahun 1885. Gedung ini memiliki empat lift untuk bagi 10 lantai dengan poros lift menjadi inti dari desain arsitekturnya.

lift tercepat di dunia

Saat ini, lift tercepat di dunia dipasang di Menara Shanghai , gedung tertinggi kedua di dunia. Lift itu dapat melaju dengan kecepatan 20 meter per detik (atau 46 mil per jam) dan berjalan terus menerus melalui 578 meter dari total 631 meter tinggi gedungnya

Bangunan yang lebih tinggi membuat rekayasa lift lebih rumit. Masalah pertama adalah sebagian besar bangunan perlu dijadikan untuk poros dan ada juga batasan tinggi yang bisa dicapai lift.

Bangunan tertinggi di dunia, Burj Khalifa di Dubai, hanya memiliki 57 elevator (lebih sedikit dari Empire State Building sebanyak 16 yang memiliki tinggi hanya setengahnya). Perancang lift untuk gedung pencakar langit tertinggi berikutnya di dunia, Menara Kerajaan di Jeddah, Arab Saudi, Kone menginginkan poros pemecah rekor dengan ketinggian penuh menara itu.

Diproyeksikan satu kilometer, jenis kabelnya adalah yang terbaru, terbuat dari serat karbon. Hal itu dikarenakan baja konvensional akan terlalu berat dan bisa macet.

Lift adalah salah satu bentuk transportasi yang paling aman dan lebih aman daripada eskalator dan bahkan tangga. Bahkan banyak lift dengan fitur unik yang menjadi destinasi untuk wisatawan. Namun lift masih dapat menyebabkan kecelakaan fatal juga mengerikan.

Biro Statistik Tenaga Kerja AS dan Komisi Keamanan Produk Konsumen memperkirakan bahwa lift melukai 17.000 orang dan membunuh 27 orang per tahun di AS dengan setengah dari kematian itu terkait pekerja yang melakukan instalasi atau perbaikan. (rdy/fay)

error: