Langkah kerja cara pemasangan lift (elevator)

ByNikisae Elevator

Langkah kerja cara pemasangan lift (elevator)

Berikut ini akan kami jelaskan secara ringkas Langkah kerja tata cara pemasangan elevator/lift, langkah kerjanya adalah sebagai berikut:

1. SIAPKAN RUANG LUNCUR
Langkah pertama yang perlu disiapkan adalah ruang luncur, bagaimana mungkin lift dipasang tanpa ruang luncur. Ruang luncur dapat dibuat dari tembok dan balok cor atau bisa juga dibuat dari freestanding atau konstruksi baja. Ukuran ruang luncur berbeda-beda, berdasarkan kapasitas lift. Sebagai contoh misal akan dipasang lift passenger standar dengan kapasitas 8 orang. maka ukuran ruang luncur 1900 x 1650 mm. Lebih lengkapnya bisa dilihat tabel dibawah ini.

Spesifikasi lay out lift penumpang

2. MEMBUAT GAMBAR KERJA/GAMBAR INSTALASI
Setelah ada ruang luncur, maka dapat dibuat sebuah gambar kerja atau pemasangan (INSTALASI). Gambar tersebut tidak selalu sama persis dengan tabel dan gambar kerja seperti yang ada pada gambar 1. Ukuran bisa berubah tetapi selisih-nya tidak terlalu besar. Itu disebabkan oleh bangunan ruang luncur di suatu lokasi yang tidak sempurna lining-nya (kelurusan) ataupun kontur bangunan yang tidak sama antar lantai. Biasanya gambar dikeluarkan dilihat dari lingkar ruang luncur yang terkecil. Di bagian ini pihak pen-survei lokasi yang harus jeli mengamati atau mengukur ruang luncur. Jika tidak maka akibatnya akan fatal, karena lift akan mengalami kendala saat pemasangan, bahkan bisa jadi tidak bisa terpasang karena ukuran tidak sesuai atau terdapat selisih yang tidak sedikit dengan lokasi.

LAY OUT DRAWING/

3. MEMBUAT TEMPLATE
Template di sini adalah suatu bentuk yang dibuat untuk acuan menentukan beberapa titik tali lining (lot). Template dibuat berdasarkan gambar kerja. Biasanya terdapat 7 titik lot, kadang para teknisi mekanik cukup hanya membuat 6 titik lot. Pembuatan lot ini nanti untuk pedoman letak pemasangan komponen lift yang ada di ruang luncur yaitu, dua rel sangkar, dua rel counterweight dan pintu luar. Pembuatan template ini tidak ada standar khusus, ini tergantung metode jarak peletakan lot terhadap gambar kerja yang dipakai oleh masing-masing para teknisi mekanik. Paling sering terdapat dua metode penentuan titik lot. Walaupun berbeda cara namun tujuan akhirnya adalah sesuai dengan gambar kerja. Template dapat dibuat dari kayu atau besi siku. Template dibuat dua buah, satu diletakan di atas ruang luncur (yang telah ditentukan titik-titik lot) dan satu di bawah ruang luncur atau pit ground (hanya untuk pengikat/penahan tali lot). Peletakan template ini disesuaikan dengan gambar kerja dan lebih baiknya lagi dikombinasikan dengan pengamatan lokasi ruang luncur. Agar nantinya tidak ada benturan atau lokasi yang bergeser antar komponen satu dengan komponen lain atau komponen dengan tembok ruang luncur.

4. PENARIKAN TALI LINING
Langkah selanjutnya penarikan tali lining. Setelah template terpasang, kita tinggal menarik tali lining (biasanya dari tali stainless) dari titik-titik lot di template atas sampai ke bawah pit ground. Di ujung bawah, tali diikat dengan pemberat supaya tali benar-benar lurus vertikal. Setelah ke tujuh titik ditarik tali dan diikat pemberat, tunggu beberapa saat sampai tali tidak goyang yang berarti tali sudah pada keaadaan lurus vertikal. Pada keadaan ini tali-tali tersebut dikunci/diikat pada template bawah agar kelurusan tali terjaga.
Pada urutan langkah berikutnya para teknisi lift juga berbeda urutan pemasangannya, sesuai pengalaman mereka masing-masing.

5. PEMASANGAN MAIN RAIL (REL KABIN) DAN RAIL CWT (REL COUNTERWEIGHT)
Pemasangan rel kabin dan rel counterweight berdasarkan lot. Biasanya berjarak 2 cm dari tali, ini dimaksud agar saat rel dipasang tidak menyentuh/mengganggu tali lot. Untuk itu lot harus direncanakan pergeseranya saat pemasangan template. Satu rel mempunyai panjang 5 meter dengan besarnya bermacam macam disesuaikan dengan kapasitas angkut. Yaitu K8, K13, K24. Untuk counterweight di sebut rel omega. Rel diikat oleh braket, dan braket dibaut di tembok/balok/konstruksi. Braket ini biasanya dipasang setiap 2,5 meter. Jarak inipun tidak harus, semakin pendek jaraknya juga akan semakin bagus, karena rel kabin akan semakin kuat. Pemasangan rel biasanya dibantu dengan steiger. Di sini tidak kami jelaskan bagaimana pemasangan rel kabin secara detail.
Rel kabin dipasang di kanan dan dikiri kabin. Sedangkan rel coenterweight juga ada dua. Ada tipe yang di pasang di belakang kabin ada juga di samping kanan atau kiri kabin, tergantung gambar kerja. Pemasangan rel dimulai dari bawah sampai ke atas.

6. PEMASANGAN SILL PINTU LUAR, HANGER PINTU LUAR, DAUN PINTU LUAR
Langkah selanjutnya pemasangan unit pintu luar yaitu sill pintu luar bersamaan itu juga dipasang hanger pintu luar dan daun pintu luar. Pemasangan itu semua juga berdasarkan lot yang sudah dibuat. Pemasangan unit pintu luar biasanya juga dimulai dari lantai terbawah sampai lantai teratas.

7. PENGANGKATAN MESIN KE RUANG MESIN
Langkah selanjutnya pengangkatan mesin ke ruang mesin. Lokasi ruang luncur pada umumnya terdapat di dalam tengah gedung, sehingga sering pengangkatan dilakukan melalui lubang ruang luncur. Pengangkatan mesin ditarik dengan chain block atau hoist listrik yang digantung di sebuah hook yang sudah dibuat di atap ruang mesin yang lurus dengan ruang luncur. Mesin ini sementara diletakkan dulu di ruang mesin, belum langsung di setting penempatanya.

8. ASSEMBLING CABIN (PERAKITAN KABIN LIFT/SANGKAR LIFT)
Kabin terdapat beberapa komponen. Pertama dipasang dahulu bottom channel dengan dua guide shoe kabin bawah. Kemudian upright kanan kiri dan dua safety block, untuk safety block ada dua tipe yaitu tipe bawah dan tipe atas. Kemudian ditutup/dikunci dengan top channel dan dua guide shoe kabin atas.
Setelah itu dipasang frame kabin, kemudian dinding kabin depan termasuk COP(Car Operation Panel) (yaitu panel tempat tombol-tombol lantai tujuan dan tombol pelengkap lain serta display lantai), dinding samping kanan kiri dan belakang. Setelah itu dipasang atap kabin. Setelah itu dipasang unit door motor, terdiri dari hanger termasuk motor penggerak pintu dan inverter pintu. Kemudian dipasang daun pintu kabin dan sill pintu kabin.

9. ASSEMBLING FRAME COUNTERWEIGHT
Langkah selanjutnya pemasangan unit counterweight terdiri dari frame counterweight dan empat guide shoe. Untuk balok pemberat biasanya dimasukkan ke dalam frame belakangan setelah counterweight terhubung rope (tali baja) dengan mesin dan kabin.

10. SETTING MESIN
Langkah selanjutnya yaitu setting unit mesin yang terdiri dari gelagar IWF, frame gearbox, motor gearbox/gearless, dan pulley deflection. Setting penempatan unit mesin ini juga berdasarkan gambar kerja.

11. PEMASANGAN WIRE ROPE (tali baja)
Selanjutnya pemasangan rope, sebelum memasang rope ada langkah-langkah yang dikerjakan terlebih dahulu yaitu tali lot dan steiger dibongkar agar tidak mengganggu. Kemudian karena posisi unit kabin berada di bawah, maka counterweight harus diposisikan di atas ruang luncur dengan cara ditarik dengan chain block. Nah setelah itu baru bisa dipasang rope yang menghubungkan (kabin – pulley deflection – main pulley gearbox/gearless – counterweight). Panjangnya telah diukur berdasarkan beberapa aspek yaitu panjang ruang luncur, overhead, counterweight, panjang pit ground, buffer kabin, dan buffer counterweight. Setiap unit lift mempunyai jumlah alur dan besar diameter rope yang berbeda tergantung kapasitas angkut. Minimal jumlah alur adalah tiga alur, dan minimal diameter adalah 8 mm. Setelah terpasang chain block penahan counterweight bisa dilepas.

12. PEMASANGAN SPEED GOVERNOR
Selanjutnya dipasang speed governor, ini fungsinya untuk membatasi kecepatan berlebih waktu lift berjalan. Terhubung dengan safety block kabin melalui satu alur rope governor, di ujung bawah rope governor terdapat tension atau pemberat agar rope tidak kendor. Bekerja secara mekanikal, jika lift melebihi kecepatan yang ditentukan, speed governor akan mengunci dan berhenti berputar, karena terhubung dengan safety block kabin melalui rope, kabin juga akan berhenti karena safety block bekerja seperti rem yang mencengkeram rel kabin.
Jika berandai-andai extrime misalkan semua rope utama putus, lift tidak akan jatuh ke bawah karena terdapat suatu alat yang bernama speed governor, yang akan membuat kabin berhenti.

Nah sampai disini pemasangan mekanik sudah saya katakan 95%, sisanya biasanya penyetingan tahap akhir. Ini dilakukan setelah lift sudah terpasang kontrol elektrik dan di tes running. Nah pada tes running inilah biasanya ketahuan atau ditemukan settingan mekanik yang kurang pas, antara lain pintu-pintu, guide shoe, safety block dan lain-lain.

Sebenarnya masih banyak komponen-komponen kecil lainnya yang dipasang tetapi tidak saya cantumkan pada penjelasan diatas dikarenakan tidak begitu penting pada bahasan kali ini. Baiklah sampai disini yang bisa saya sharing mengenai cara pemasangan lift/elevator.

Semoga bermanfaat

About the author

Nikisae Elevator administrator

PT. NIKISAE TORINDO PERDANA | Constractor and distributor Elevator Lift, Escalator and Spare parts

2 Comments so far

Agus .PPosted on5:35 pm - May 12, 2023

Saya mau tanya soal pemasangan Lif …nilai harga buat 4 lantai

RezaPosted on9:47 am - Feb 12, 2024

Saya mau tanya soal pemasangan Lift untuk 5 lantai

Leave a Reply

error: